Teleportasi atau perpindahan suatu obyek dari tempat satu ke tempat lain
dalam waktu yang sangat singkat, biasanya hanya ada di dalam film fiksi
dan film anak-anak. Namun kejadian ini kemarin terekam oleh kamera
pengawas lalu lintas di Cina.
Seorang perempuan misterius yang nampak memakai tudung ini terekam
menyelamatkan seorang pria yang mengayuh sepeda sambil menarik gerobak,
dari sebuah kecelakaan fatal. Manusia misterius ini berlari sangat cepat
sebelum men-teleportasi dirinya dan juga pengayuh sepeda tadi beberapa
meter dari tempat semula untuk menghindari truk yang melaju dengan
kecepatan tinggi.
Penasaran?
Al Qur’an Berbicara tentang “TELEPORTASI”
Teleportasi memiliki arti pemindahan sesuatu (materi) dari satu titik
ke titik lain melalui sebuah proses penguraian dan pengembalian kembali
susunan dari sesuatu tersebut. Kalau pernah menonton film Star Trek,
Battle Star of Galactica, Time Tunnel, atau Time Machine, atau The One
nya Jet Lee,pasti tergambar proses teleportasi, dimana sosok Capt.Kirk
dan Spok dapat berlanglang buana ke berbagai tempat di angkasa ini
melalui mesin teleportasi. Atau tokoh Triple James yang berpetualang di
antar galaksi dalam mencari tempat kehidupan baru bagi ras manusia,
dengan menggunakan kendaraan berkecepatan cahayanya (teknologi warp).
Atau Time Tunnel, dimana sekelompok manusia melewati lorong waktu
berkelana ke dunia lain melalui lubang cacing (wormhole, istilah
ilmiah/fisika untuk menjelaskan adanya lorong antar dimensi yang dapat
menembus waktu dan ruang). Dan terakhir Time Machine, dimana sosok Adam
(tokoh dalam film) mencari pembalikan takdir untuk menjumpai istrinya
kembali sebelum terjadi kecelakaan dan terjebak dalam beberapa zaman
melalui mesin waktu ciptaannya. Ya…semua itu adalah sci-fi atau fiksi
ilmiah yang akan menerbangkan imajinasi penonton berkenaan dengan waktu.
Tetapi jangan lupa, dalam Al Qur’an pun membicarakan sesuatu tentang
teleportasi ini…
Dalam Al Qur’an ada ayat yang membicarakan peristiwa teleportasi ini
yaitu berkenaan dengan peristiwa pemindahan Singgasana Ratu Bilqis dari
negeri Saba’. Dalam Qur’an Surat an Naml (27) ayat 38 – 40 yang artinya,
“Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu
sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka
datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”, Berkata ‘Ifrit
(yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan
membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu;
sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat
dipercaya”, Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab : “Aku
akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka
tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun
berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku
bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang
bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya
sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya
lagi Maha Mulia“.
Ada dua tawaran untuk hal pemindahan singgasana Sang Ratu Bilqis,
yaitu yang pertama dari bangsa Jin dalam hal ini diwakili Ifrit yang
memiliki kemampuan melalui ilmunya (teknologi mereka) dapat memindahkan
singgasana tersebut dengan hitungan waktu sesaat, yang digambarkan
‘sebelum Nabi Sulaiman as berdiri dari tempat duduknya’. Yang kedua
adalah tawaran dari seseorang yang memiliki ilmu dari Al Kitab (apakah
itu Kitab terdahulu dalam hal ini Zabur dan Taurat, atau kitab Ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mereka kuasai saat itu). Ia mampu
memindahkan singgasana dengan hitungan waktu yang lebih cepat dari
tawaran Ifrit, yaitu dalam waktu sekejap yang digambarkan sebelum mata
Nabi Sulaiman as berkedip. Subhanallah… .
Yang jadi pertanyaan adalah : apakah sang ilmuwan ini hanya
mengandalkan doa semata-mata selayaknya kemampuan Allah mencipta dengan
mengatakan ‘Kun’, ini mustahil. Atau hanya sekedar mengandalkan kekuatan
doa agar dikabulkan Allah SwT untuk memindahkannya, ini pun mustahil.
Mengapa? ini seolah Nabi Sulaiman as tidak memiliki kekuatan doanya
secara langsung kepada Allah SwT sebagai seorang Nabi yang memiliki
kedudukan khusus di sisi Allah yang justru jauh dari apa yang dimiliki
oleh hanya seorang pembesarnya (menterinya) yang berilmu. Demikian juga
waktu yang dilakukan untuk berdoa dengan mata berkedip, lebih cepat mata
berkedip. Apakah hanya mengatakan kata tertentu? Mustahil juga,
layaknya sebuah sihir ‘abrakadabra’. Ilmu (teknologi) apakah ini? Yang
jelas ini merupakan sebuah ilmu teknologi canggih yang terjadi pada saat
itu dan tidak dapat dikuasai lagi di abad berikutnya. Mengapa? Karena
Nabi Sulaiman as sendiri yang meminta melalui doanya, sebagaimana
tercantum dalam Qur’an Surat Shaad (38) ayat 35 yang artinya,”Ia
berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan
yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Pemberi”.
Bayangkan bila teknologi itu dapat dikuasai pada saat ini… pasti
semakin banyak kejahatan yang terjadi yang memanfaatkan teknologi
tersebut. Dan untung hanya sebatas pada film-film sci-fi
(sciencefiction). Atau akan menjadi kufur karena tidak percaya dengan
apa yang sudah ditetapkan Allah (Takdir).
Teleportasi berikutnya dalam bentuk perjalanan atau transfer sesuatu adalah :
1.Peristiwa “al Maidah” permintaan Nabi Isa as kepada Allah SwT (QS. Al Maidah 5 ayat 114-115),
2.Peristiwa “al Maidah” Maryam binti Imron, ibunda Isa as yang kedapatan makanan di mihrabnya saat Zakariya as mengetahui keberadaan makanan tersebut (QS.Ali Imron 3 ayat 37),
3.Peristiwa perjalanan Sulaiman as dengan menggunakan angin (QS.Saba 34 ayat 12),
4.Peristiwa teleportasi Isa as ke suatu tempat yang hanya Allah tahu dalam rangka penyelamatan Allah terhadap diriNya dari Fitnah. (QS. An Nisa 4 ayat 158 – 159),
5.Peristiwa Isra’ dan Mi’raj nya Rasulullah Muhammad SAW (QS. Isra 17 ayat 1).
1.Peristiwa “al Maidah” permintaan Nabi Isa as kepada Allah SwT (QS. Al Maidah 5 ayat 114-115),
2.Peristiwa “al Maidah” Maryam binti Imron, ibunda Isa as yang kedapatan makanan di mihrabnya saat Zakariya as mengetahui keberadaan makanan tersebut (QS.Ali Imron 3 ayat 37),
3.Peristiwa perjalanan Sulaiman as dengan menggunakan angin (QS.Saba 34 ayat 12),
4.Peristiwa teleportasi Isa as ke suatu tempat yang hanya Allah tahu dalam rangka penyelamatan Allah terhadap diriNya dari Fitnah. (QS. An Nisa 4 ayat 158 – 159),
5.Peristiwa Isra’ dan Mi’raj nya Rasulullah Muhammad SAW (QS. Isra 17 ayat 1).
Nah, peristiwa teleportasi ini jelas pasti berhubungan dengan masalah
‘waktu’ dan ‘tempat’, maka banyak sekali dalam Al Qur’an, Allah
bersumpah dengan nama ciptaanNya agar supaya manusia memperhatikan ada
apa dibalik nama ciptaanNya tersebut. Semisal ‘Demi Waktu Ashar’ , ‘Demi
Waktu Fajar’, ‘Demi Waktu Dhuha’, ‘Demi Waktu Siang’, ‘Demi Waktu
Malam’, dan masih banyak lagi yang berkenaan dengan waktu. Belum lagi
berkenaan dengan sebuah peristiwa atau tempat-tempat tertentu. Tidak
lain adalah bagaimana kita sebagai manusia memperhatikan hal-hal
demikian, ada rahasia apa dibalik demikian. Paling tidak sebagaimana
ujian teleportasi pada nabi Sulaiman as yang ia katakan adalah ““Ini
termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau
mengingkari (akan nikmat-Nya dan kekuasaan-Nya). Dan barangsiapa yang
bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya
sendiri dan barangsiapa yang ingkar (akan nikmat-Nya dan kekuasaan-Nya),
maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia“. Atau sebagai
tolok ukur manusia untuk melihat perkembangan amaliyahnya ketika ia
masih berada di dunia ini, sebagaimana apa yang diinginkan Allah SwT
dalam QS. Al Mulk 67 ayat 2 yaitu “(Dialah Allah) Yang menjadikan
mati (peristiwa kematian) dan hidup (peristiwa kehidupan), supaya Dia
menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun”. sumber
Komentar
Posting Komentar